Rabu, 31 Desember 2008

FOTO PARA KARYAWAN SWALAYAN MENARA















Kemayu-kemayu nih!
Dari kiri: Fitri, Ari, Samiyati, Endang














Dari kiri: Fitri, Ari, Samiyati, Endang














Dari kiri: Fitri, Ari, Samiyati, Endang


ALBUM FOTO PEMENANG HADIAH SWALAYAN MENARA
















Salah satu pemenang hadiah undian I sebuah kulkas (sebelah kiri).
Hadiah diserahkan oleh Bp. Taufiqurrahman S.E. M.Si (sebelah kanan)
(Pemilik swalayan Menara)
















Salah satu Pemenang hadiah undian II, Televisi 21' (sebelah kiri).
Hadiah diserahkan oleh Bp. Taufiqurrahman S.E. M.Si (sebelah kanan)
(Pemilik swalayan Menara)














Salah satu Pemenang hadiah undian III kompor gas (sebelah kanan).
Hadiah diserahkan oleh Samiyati
(Karyawan bagian administrasi swalayan Menara)




















Salah satu Pemenang hadiah undian III kompor gas (sebelah kiri).
Hadiah diserahkan oleh salah satu kayawan swalayan Menara, Sholih, S.Pd.















Salah satu pemenang hadiah undian I sebuah kulkas (sebelah kanan).
Hadiah diserahkan oleh Samiyati (sebelah kiri)
(Karyawan administrasi swalayan Menara)
















Salah satu Pemenang hadiah undian II, Televisi 21' (sebelah kanan).
Hadiah diserahkan oleh Samiyati
(Karyawan administrasi swalayan Menara)















Salah satu Pemenang hadiah undian III, Kompor gas (sebelah kanan).
Hadiah diserahkan oleh Bp. Taufiqurrahman S.E. M.Si
(Pemilik swalayan Menara)




















Salah satu Pemenang hadiah undian II, Televisi 21' (sebelah kiri).
Hadiah diserahkan oleh Sulthan (sebelah kanan)
(Putra Pemilik swalayan Menara)




Rabu, 17 Desember 2008

SEJARAH MINIMARKET MENARA

Menara minimarket didirikan sekaligus dimiliki oleh Bp. Taufiqurrahman, S.E.M.Si dan ibu Munjiati Munawaroh, S.E.M.Si pada tahun 1995. Sebelum itu mereka sudah menjalankan usaha tanpa toko, dengan menjadi supplier beras di beberapa toko beras maupun supermarket di Yogyakarta.
Th 1995, berdirilah toko Menara yang menjadi basecamp sekaligus gudang beras yang selama ini telah dipasarkan di beberapa toko dan supermarket. Pada saat itu, toko Menara mulai dengan menjual barang-barang kelontong kecil-kecilan untuk memenuhi permintaan masyarakat sekitarnya. Melihat kondisi di wilayah sekitar toko Menara yang mayoritas menjadi pengrajin tahu tempe, pemilik melihat peluang untuk memasarkan kedelai sebagai bahan baku tahu tempe, dengan mendatangkan kedelai lokal dari Wonosari, maupun kedelai impor dari Amerika maupun China.
Perkembangan penjualan kedelai berkembang sangat pesat, dengan penjualan secara kontan. Selanjutnya pemilik ingin meningkatkan omzet dengan membuka penjualan piutang. Pemilik mulai melayani pembelian dengan piutang, sehingga akhirnya mayoritas pembelian kedelai dengan piutang. Omzet kedelaipun meningkat dratis dengan penjualan secara piutang, sampai setiap minggunya Pemilik mendatangkan kedelai 1 truk atau sebanyak 25 ton kedelai Amerika dan beberrapa ton kedelai lokal, sehingga setiap bulannya omzet kedelai bisa mencapai 120 ton.
Tahun 1997 terjadilah krisis moneter, yang berdampak pada kebangkrutan usaha mikro, termasuk pengusaha tahu tempe. Akhirnya terjadilah kredit macet yang melumpuhkan usaha toko Menara. Bahkan hingga saat ini masih banyak piutang yang tidak tertagih, yang banyak disebabkan oleh bermacam-macam faktor, dari yang tidak mampu membayar hingga tidak mau/tidak punya keinginan untuk membayar.
Pemilik usaha merasa harus bangkit dari keterpurukan. Apabila hanya meratapi piutang yang tidak tertagih, tentunya akan hancur pula usaha ini nantinya. Dengan membaca basmalah dan berpasrah diri kepada Yang Maha Kuasa, kami mulai merintis usaha baru. Belajar dari pengalaman, kami memilih usaha yang pembelinya membayar kontan, kalau perlu supplier memberi hutang kepada kami. Dengan petunjuk Allah, akhirnya kami berganti haluan dengan sedikit merehab toko kedelai menjadi swalayan, yang kami namakan pula dengan nama swalayan Menara pada tahun 2003.
Pada awal berdirinya, swalayan Menara memiliki luas sekitar 63 m persegi, dengan menjual dagangan sekedarnya secukup sisa modal yang kami miliki. Sedikit demi sedikit, swalayan Menara diperluas dengan memakan sebagian ruangan di rumah kami, karena di tempat itu juga kami tinggal bersama 4 orang anak, hingga saat ini mencapai 125 meter perrsegi.
Tahun 2006 tepatnya bulan Juni, swalayan Menara membuka cabang di Delanggu Klaten dengan nama swalayan Darussalam.
Tahun 2009 awal swalayan Menara melakukan ekspansi dengan membeli tanah yang mennghadap ke jalan Raya Wates, sehingga luas toko menjadi sekitar 225 meter persegi. Mohon doa restunya agar swalayan Menara terus berkembang pesat, barokah, menguntungkan dan bermanfaat bagi banyak orang (menciptakan lapangan kerja, memberi kesempatan para pengrajin UKM baik makanan maupun alat rumah tangga untuk menitipkan dagangannya di swalayan Menara. Mereka semua/stake holder yang terlibat dalam berjalannya usaha tentunya ikut mendoakan usaha kami, yang berarti barang yang mereka titipkan juga laku.